Keterbatasan
Siapa yang tidak mengenal sampah. Seluruh aktivitas makhluk hidup di muka
bumi menghasilkan sampah. Tumbuhan menggugurkan daunnya menghasilkan sampah,
hewan menghasilkan kotoran adalah sampah. Manusia dan segala aktivitasnya menghasilkan
sampah. Apakah dahulu sampah tersebut adalah suatu masalah? Apakah sekarang
sampah menjadi masalah?
Coba kita sama-sama renungkan bagimana tanah menguraikan sampah dengan sendirinya.
Proses degradasi sampah dedaunan dapat dilakukan oleh tanah secara mudah karena
tanah tersebut memiliki daya dukung untuk mendekomposisi dedaunan atau kotoran
hewan. Sedangkan yang terjadi saat ini mungkin berada diluar “algoritma penguraian”
yang biasa dilakukan oleh tanah. Itulah keterbatasan.
Ego Kita
Manusia yang berupaya menempatkan dirinya
berada di puncak suatu piramida selalu menjaga dan menuntut pemenuhan segala kebutuhan
dan gaya hidupnya. Bandigkan dengan yang lainnya yang menempatkan dirinya
setara dengan makhluk lainnya, selalu berupaya menjaga keseimbangan. Setidaknya
belum ditemukan seorangpun yang bersikap seperti 2 contoh di atas. Karena pada dasarnya
mereka masih menekan ego. Lantas seberapa besar ego yang perlu ditekan hingga dinilai
mampu menciptakan keseimbangan ekosistem yang sesuai kemampuan tanah dalam
mendekomposisi sampah? Bagaimana cara bersikap dab berperilaku yang mampu menekan
ego.
Berapa Langkah
Segala keterbatasan yang dialami oleh bumi dalam mendekomposisi sampah senantiasa
diuapayakan solusinya oleh sejumlah pihak dengan melibatkan kehadiran negara.
Negara berdaulat penuh mengatur, mengendalikan, dan mengelola sampah warganya.
Organisasi Non Profit pun demikian. Para
akademisi pun tak luput melibatkan diri.
Berbagai teknologi pengolahan sampah yang kita kenal saat ini merupakan buah
dari kajian akademis yang dilakukan oleh kalangan akademisi. Pun peraturan yang diundangkan sudah ada,
menunjukan eksistensi negara yang mana hadir mengawal pencapaian tujuan.
Sekarang coba petakan kita berada di mana dalam pengelolaan sampah? Apakah
sudah beranjak? Seberapa jauh kita sudah beranjak? Berapa lama dan seberapa jauh
sisa perjalanan dalam mencapai tujuan bersama? Teknologi apa yang diterapkan
sejak 15 tahun lalu? Teknologi apa yang diterapkan sejak 10 tahun lalu? Teknologi
apa yang diterapkan sejak 5 tahun lalu?
Hal Baru
Jangan mengharpkan hal baru jika kita masih melakukan hal yang sama berulang-ulang. Setidaknya kalimat itu yang saat ini teringat dalam benak. Repetisi kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan tahunan dalam pengelolaan sampah nyatanya selalu kalah dengan algoritma-algoritma yang lahir setiap hari. Tidak ada yang menyangka pembelanjaan secara online menghasilkan sampah kemasan yang lebih banyak. Disisi lain menigkatkan produksi dan eksploitasi penggunaan karton dan plastik
0 comments:
Post a Comment